Banjir

21 10 2010

Setiap tahun, kota Jakarta yang dijadikan pusat pemerintahan dan pusat perekonomian Indonesia selalu mempunyai masalah yang  sama. Selain macet yang sudah sangat parah, juga bencana banjir yang sudah seperti rutinitas datang ‘berkunjung’ ke Jakarta, dan menyebabkan kerugian yang sangat besar. Sepertinya, seiap tahun warga Jakarta harus menyisihkan sebagian keuangan mereka untuk mengganti perabotan dan bagian umah yang rusak. Dan ini harus merka lakukan rutin, mungkin dengan frekuensi yang bisa terus naik.

Setiap masalah pasti ada solusinya. Termasuk banjir ini. Banjir merupakan masalah lingkungan. Saat dahulu, Jakarta belum pernah banjir bukan? Itu berarti ada yang salah yang menyebabkan banjir bisa terjadi. Tapi gara-gara masyarakat Jakarta sudah ‘terbiasa’ dengan banjir, maka banjir dianggap sangat normal.

Penyelesaiannya datang dari alam. Begitu kata orang-orang dunia kehutanan. Memang benar, jawabannya datang hanya dari alam. Bukan berarti kita harus rela alam ‘berbuat sesuatu’ untuk kita, tetapi kita harus rela ‘berbuat sesuatu’ untuk alam.

Banjir adalah peristiwa penggenangan daerah –daerah yang dulunya kering karena ada peluapan air. Lalu, dari mana air ini berasal? Sebagian besar dari air hujan. Karena saking banyaknya,air hujan yang ditampung, badan sungai tidak lagi bisa menahan volumenya. Akibatnya, sebagian air yang berlebihan (overloaded) ini keluar dari jalur sungai dan menggenangi daerah aliran sungai (DAS), bahkan jika volume air yang berlebihan ini terlalu banyak, jarak genangannya bisa sangat jauh. Seperti di Jakarta, juga karena saluran air yang tersumbat, air luapan ini sampai menggenangi rumah warga bahkan fasilitas umum.

Tapi mengapa air hujan ini sampai begitu banyak? Apakah memang seperti itu banyaknya? Memang sebanyak itu. Tetapi, sebelum mencapai laut, air hujan ini terlebih dahulu akan diserap masuk ke dalam tanah (infiltrasi). Dan itu adalah tugas tumbuhan (hutan). Lalu, mengapa hutan tidak bisa menyerapnya? Hutan sudah jarang. Karena hutan sudah jarang, sehingga jumlah air yang terserap lebih sedikit setelah tanah jenuh (batas kapasitas serap tanah), air menggenang di permukaan. Karena ada perbedaan ketinggian, air di permukaan mengalir ke daerah yang lebih rendah (surface run-off), menuju sungai, dll. Tetapi, karena daya tamping sungai kecil, ditambah lagi dasar sungai yang sudah dipenuhi oleh sampai, air yang harusnya bisa masuk malah meluber dan menggenangi daerah sekitarnya. Terjadilah banjir.

Artikel berikutnya : Solusi Banjir di Tanah Air


Actions

Information

Leave a comment